Minggu, 16 Agustus 2015

BID'AH PUJIAN KEPADA NABI

NAMA-NAMA NABI

Diantara alasan kaum wahhabi menolak shalawat-shalawat yang menjadi tradisi kaum muslimin sejak generasi salafunassaleh adalah lawat tersebut mengandung anggapan wahabi bahwa shalawat-shalawat tersebur mengandung pujian kepada Nabi saw dengan kata-katka a al-fatih, lima ughliq, al-hadi ila shirathika al-mustaqim, thibbil qulub wa dawa'iha dll, mereka anggap sebagai bentuk kesyirikan dan kekufuran . Tentu saja anggapan syirik dan kufur kaum wahhabi tersebut juga mengarah kepada Saiyidina Ali bin Abi Thalib r.a dan para ulama ahli hadist yang menganjurkan membaca shalawat yang mengandung kalimat-kalimat pijian kepada Nabi saw, seperti di atas. Hal ini dapat menjadi bukti kebencian Wahhabi kepada Nabi saw,saiyidina ali, dan para ulama ahli hadist lainnya.
     "Saya tidak mengerti apa yang dimaksud dengan al-fatih, lima ughliq, (pembuka segala hal yang tertutup).Bagaimanpun perkataan ini tidak terlepas dari syirik." (Mantan kiyai Nu menggugat shalawat &dzikir syirik,hal 18).
 
Tentu saja ketidak mengertian salah seorang Ustad wahabi ini terhadap al-fatih, karena dia bukan ahli hadist dan tidak berguru pada pemahaman ahli hadist.. Seandainya dia berguru dan merujuk kepada ulama ahli hadist, maka ketidaktahuannya ini akan mendapatkan pencerahan pada dirinya,dan akan mengetahui akan bolehnya amalan ini dilakukan walaupun bukan dari Nabi saw.
     Untuk menjawab kebodohan para ustad Wahhabi aljahili ini kita merujuk kepada ulama kebanggaan mereka saja, karena jika kita mengambil selain ulama sesembahan mereka, maka dengan lantang mereka akan menolaknya.

Mari kita merujuk kepada Ibn al-Qayyim, ideolog ke dua agama Wahhabi dalam kitabnya zad al-ma'ad yang memberikan uraian  sangat bagus tentang nama-nama Nabi saw.
Ibn al-Qayyim mengatakan:
Bagian penjelasan nama-nama Nabi saw, Semua nama-nama beliau adalah sifat-sifat terpuji bagi beliau, bukan sekedar nama yang tiada arti. Bahkan nama-pada beliau. Diantara nama-nama beliau adalah Muhammad-dan nama yang ini paling populer,Ahmad, al-Mutawakkil (yang berserah diri pada Allah),al-Mahi (penghapus kekufuran), al-Hasyir (penghimpun ummat manusia), al-Aqib,al-Muqaffa,Nabi pembawa taubat, Nabi pembawa rahmat, Nabi pembawa panji peperangan,al-Fatih (pembuka segala yang tertutup),al-Amin (yang dipercaya),al-Syahid (yang menjadi saksi), al-Mubasysyir (pembawa berita gembira),al-Nadzir pembawa peringatan), al-Qasim (yang membagi-bagikan),al-Dhahuk (selalu tersennyum), al-Qattal (selalu berperang), Abdullah,al-Siraj, al-Munir (lampu yang menerangi), sayid keturunan adam,pemegang panji yang terpuji ,pemilik derajat yang terpuji,dan nama-nama yang lain.Karena apabila nama-nama beliau adalah sifat-sifat terpuji,maka dari setiap sifat terpuji beiau pasti memiliki nama. Dan apabila setiap sifat terpuji beliau dijadikan nama, maka nama beliau akan melampaui dua ratus nama seperti al_Sahdiq (yang jujur),al-Masdhuq (yang dipercaya),al-Ra'uf.al-Rahim, dan lain-lainnya.Dalam konteks ini sebagian ulama yaitu al-Hafizh Abu al-Khattab bin Dihyah mengatakan, bahwa Allah memiliki seribu nama,dan Nabi saw juga memiliki seribu Nama.Dan maksud nama-nama tersebut adalah sifat-sifat terpuji beliau." (Ibn al-Qayyim ,Zad al-Ma'ad (1/84) dengan disederhanakan).

     Nah, apabila kita berpijak kepada pernyataan Ibn al-Qayyim di atas, dan kita meneladani sunnah Saiyidina Ali r.a yang memberi contoh kepada kita cara membaca shalawat dengan membawa nama beliau yang terpuji,sudah barang tentu dengan senang hati kita akan membaca shalawat -shalawat yang menjadi amaliyah ummat islam ahlussunah wal jamaah yang sudah umum di gunakan sehari-hari.
Al-Imam Syihabuddin al-Khafji memberikan penjelasan tentang arti al-Fatih lima ughliq dalam kitabnya Nasim al-Riyadh (5/47) berikut ini:
"Makna kalimat al-Fatih lima ugliq adalah bahwasannya Allah telah membukakan segala macam kebaikan dan segala pintu kebahagiaan duniawi dan ukhrawi atas hamba-hambanya-Nya dengan perantara Muhammad. Atau Muhammad telah menjelaskan kepada ummatnya tentang apa yang di wahyukan kepadanya memberikan uraian ,kemudahan dan penjelasan ,dan melepas ikatan kesulitannya dengan menjelaskan dalil-dalil dan hujjah-hujjahnya."
 
     Penafsiran al-Imam al-Khafaji ini sejalan dengan penjelasan Ibn al-Qayyim
"Adapun nama al-Fatih ,maksudnya adalah bahwa dengan perantara Nabi saw Allah telah membukakan pintu petunjuk setelah sebelumnya tertutuyp, membukakan mata yang buta,telinga yang tuli, hati yang tertutup,kota-kota negri-negri kafir, pintu-pintu surga, jalan-jalan ilmu yang bermanfaat, amal shaleh, membukakan dunia dan akhirat, pendengaran, penglihatan, dan kota-kota dengan perantara Nabi saw."
 
     Demikian pula, kita akan dengan senang hati membaca shalawat Thibbil Qulub yang redaksinya sebagai berikut:
ALLAHUMMA SHOLLI 'ALA SAIYIDINA MUHAMMAD THIBBIL QULUBI WA DU'AIHA ,WA 'AFIYATIL ABDANI WA SYIFAIHA  WA NUURIL ABSHORI WADHIYA'IHA WA'ALA ALIHI WASOHBIHI WASALLIM.
artinya:" Ya Allah curahkanlah shalawat dan salam kepada saiyidina Muhammad,yang menjadi penyembuh dan pengobat hati, penyelamat dan penyehat badan, juga menjadi cahaya dan penerang hati,dan curahkanlah pula kepada keluarga dan sahabatnya."


     Dalam shalawat Thibbil Qulub yang disusun oleh al-Imam al-Dardir ini, terdapat beberapa kalimat pujian kepada nabi saw, seperti kalimat Thibbil qulub wa dawa'iha (penawar hati dan pengobatnya). Kalimat ini oleh para ustad agama Wahhabi di anggap mengdung unsur kesyirikan,karena bodohnya mereka akan ilmu para ulama. Dan ternyata, pernyataan para ustad wahhabi ini sangat bertentangan dengan pernyataan guru mereka yang mereka puja bak dewa ,yaitu pernyataan Ibn Taimiyah al-Harrani sendiri dalam Majmu' al-fatawa (34/210) berikut ini:
" WAL ANBIYA'U ATTHIBA'UL QULUBI WAL ADYANI"
artinya:" Para nabi adalah para penawar hati dan agama" (Ibn Taimiyah,majmu' al-fatawa,34/210)


     Ibn al-Qayyim dalam bagian kitabnya Zad al-Ma'ad membuat bab khusus yang berjudul al-Thibb al-Nabawi (penyembuhan Nabi saw), dan di dalamnya terdapat pernyataan :
"Adapun penyembuhan hati,maka harus diserahkan kepada para Rasul shalawatulla wa salamuhu 'alaihim.Tidak ada jalan untuk memperoleh kesembuhan hati kecuali melalui mereka dan tangan mereka"
   
 Sedangkan pujian kepada Nabi saw, dengan kalimat 'afiyatil abdan wa syifaiha' (penyehat badan dan pentembuhnya), adalah sesuai dengan sifat beliau yang dapat menyembuhkan orang yang sakit. Al-Utsaimin ,tokoh Wahhabi yang dikagumi oleh para ustad wahhabi dan pengikutnya menyampaikan riwayat sebagai berikut:
"Ketika Qatadah bin al-Nu'am terluka dalam peperangan uhud,salah satu matanya keluar sehingga menggantung di pipinya. Lalu ia mendatangi Nabi saw. Kemudian Nabi saw, mengambil mata yang keluar itu dan meletakkannya pada tempatnya,sehingga pulih dan menjadi salah satu matanya yang terbaik selama hidupnya." (Al-Utsaimin ,Syarh al-'Aqidah al-Wasithiyyah,hal.630)

     Dalam hadist yang disebutkan oleh Utsaimin di atas, Sayidina Qatadah yang matanya keluar dan menggantung di pipinya,tidak langsung berdoa kepada Allah.Tetapi beliau mendatangi Rasululloh saw, dan Rasululloh pun tidak menegurnya dengan berkata: " Mengapa kamu melapor kepadaku,dan tidak langsung berdoa kepada Allah" ,dan tidak pula berkata: "Kamu telah syirik ,karena melaporkan penderitaanmu kepadaku, bukan kepada Allah". Bahkan Rasululloh saw, berhasil menyembuhkan matanya dengan izin Allah . Berdasarkan hadist tersebut,dapatlah dikatakan bahwa Rasululloh saw, adalah penyehat badan dan penyembuhnya.
     Sedangkan pujian kepada Nabi saw dengan kata 'wa nuril abshar wa dhiya'iha (cahaya dan penerang hati), sesuai dengan nama beliau al-siraj al-munir (pelita yang menerangi), dan al-Nur ( cahaya yang menerangi) dll.
     Berkaitan dengan Nama-nama Nabi saw, para ustad wahhabi juga suka mengkritik bait syair yang berupa:
"SAIYIDUSSADATI MIN MUDHORI GHOUTSU AHLIL BADRI WAL HADHORI,"
"SHOHIBUL AYATI WASSUWARI MANBA'UL AHKAMI WAL HIKAMI"
"MAAROAT 'AINUN WALAISA TAROMISTLA THOHA FIIL WARAA
artinya: "rasululloh saw,adalah pemuka para pemimpin dari MUdhar,penolong orang desa dan kota. Dialah yang memilik ayat dan surat, sumber segala hukum dan hikmah. Mata tidak pernah melihat manusia seperti Thaha (Nabi saw).

 
     Menurut para ustad Wahhabi,juilukan ghauths (penolong),julukan pwmilik ayat dan surah al-Qur'an ,julukan thaha dan yasin seperti dalam tiga bait syair di atas tidak tepat disandangkan kepada Rasululloh saw.
     Tentu saja kritikan mereka ini termasuk ajaran baru dalam dunia Wahhabi jilid baru, karena menurut Ibn al-Qayyim seperti yang dikemukakan di atas ,adalah boleh menyandangkan nama Nabi saw dengan sifat-sifat terpuji yang di miliki beliau. Jadi wahhabi yang ada di indonesia ini adalah benar adanya ,bahwa adalah agama baru!!!
     Menurut salah satu syech mereka yang alim menurut mereka ,yaitu syech Bin Baz dalam kitabnya al-hajj wa al-umrah wa al-ziyarah hal.62 juga membolehkan memanggil Nabi saw, dengan sifat-sifat terpuji yang dimilikinya. Dan telah dimaklumi bahwa nama ghauts (penolong) termasuk salah satu sifat Nabi saw yang paling agung dan di ajarkan sendiri oleh beliau dalam hadist shahih:
"Abdullah bin Umar r.a berkata:" Rasululloh saw,bersabda:" Sesungguhnya matahari pada hari kiamat akan mendekat sehingga keringat manusia akan mencapai separuh telinganya. Pada saat itulah, mereka meminta toong kepada adam,kemudian kepada Musa, dan terakhir kepada Muhammad saw, maka Muhammad saw menolong agar keputusan antara manusia dilaksanakan. Lalu ia berjalan dan mengambil sirkel pintu sorga,dan pada saat itulah Allah mengangkatnya ke derajat yang terpuji yang dipuji oleh seluruh umat manusia." (al-Bukhari -1381)

     Hadist shahih ini menerangkan bahwa mereka meminta pertolongan kepada Nabi saw, kemudian beliau memberikan pertolongan kepada mereka. Dengan demikian ,sifat penolong juga dimiliki oleh Nabi saw, sehingga beliau berhak menyandang nama ghauts (penolong).
     Para ustad karbitan wahhabi menolak adanya penisbatan sifat ini kepada Nabi saw,karena bertentangan dengan ayat-ayat al-Qur'an yang menyatakan bahwa al-Qur'an itu milik Allah, bukan milik Nabi saw. Hal ini sebagai bukti kebodohan dan kedangkalan ilmu para ustad karbitan agama wahhabi terhadap hadist-hadist shahih yang menerangkan bahwa Nabi saw, adalah pemilik al-Qur'an . di antara hadist shahih yang menjelaskan tentang hal ini adalah redaksi hadist sebagai berikut:
" Dari Ibn Umar r.a bahwa Rasululloh bersabda: "Perumpamaan orang yang memiliki al-Qur'an adalah seperti unta yang diikat. Apabila dia menekuninya (al-Qur'an),maka ia menjaganya. Dan apabila ia melepasnya ,maka ia akan pergi." (HR.al-Bukhari (4643)

     Dalam hadist di atas ,dijelaskan bahwa orang yang rajin membaca al-Qur'an dan mengamalkan isinya ,berarti shahib al-Qur'an (yang memiliki al-Qur'an). Tentu saja Rasululloh saw adalah orang yang paling sempurna dalam membaca dan mengamalkannya,sehingga beliau berhak disebut sebagai pemilik al-Qur'an yang terdiri dari ayat-ayat dan surat.
     Berkaitan dengan pemanggilan Rasululloh saw dengan nama Thaha dan yasin,dalam hal ini kita mengikuti hadist yang diriwayatkan oleh Ibn mardawaih dan Abu Nu'aim dalam dalail al-Nubuwwah, bahwa Thaha dan yasin adalah nama beliau. Disamping itu banyak pula ulama shalaf yang berpendapat sama.   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar