Selasa, 01 Desember 2015

KEAGUNGAN RASULULLOH MAKALAH PERTAMA



     Dalam mengkafirkan mayoritas kaum muslimin yang berbeda pandangan,para Ustad karbitan Wahhabi dengan bertaqlit kepada Ulama setan al-Utsaimin,tidak cukup menuduh syirik dan kufur semua amaliyah Muslimin shalawat dan dzikir sejak masa ulama salaf yang saleh. Al-Utsaimin dan para pengikutnya masih perlu mempersoalkan kasidah burdah yang disusun oleh al-Imam Syarafuddin Abu Sa'id Muhammad bin Sa'id bin Hamdan al-Bushiri. Bahkan para wahhabi lovers mengecam pondok pesantren sidogiri Pasuruan yang rutin membaca burdah setiap malam,sebagai agen kekufuran dan kesyirikan. Oleh karena itu bagian berikut ini akan mengupas beberapa bait Burdah yang tidak dimengferti oleh para Ustad karbitan dan para wahhabi Lovers.
   Ada beberapa bait dalam kasidah burdah dinilai syirik dan kufur oleh Ustad Karbitan Wahhabi, diantaranya:

AL-SYAFA'AT AL-'UZHMA

  ياأكرم الخلق ما لي من ألوذبه # سواك عند حلول الحادث العمم

 ولن يضيق رسول الله جاهك بي # إذا الكريم تجلى باسم منتقم 

إن لم تكن في معادي آخذا بيدي # فضلا وإلافقل يا زلة القدم 

 "Wahai makhluk termulia, aku tidak memiliki perlindungan kecuali engkau saay datangnya bahaya yang merata.
Derajatmu tidak akan sempit bagiku wahai Rasululloh,pada saat Allah menampakkan kemurkaan-Nya.Bila di hari kiamat Muhammad saw tidak sudi memegang tanganku, maka katakanlah olehmu padaku, "Wahai orang yang terpeleset kakinya"

   Para ustad karbitan wahhabi dengan bertaqlit kepada al-Utsaimin menganggap tiga bait burdah ini sebagai bentuk kesyirikan dan kekufuran. Tetapui mereka anggapan mereka yang demikian itu,seyelah melakukan tahrif (distorsi) terhadap makana bait terdsebut yang sebenarnya. Dalam hal ini al-Utsaimin mengatakan:
"kalimat tersebut sangat kufur ,melampaui batas dalam memuji Rasululloh. Sang penyair justru berlindung kepada Rasululloh di akhirat,bukan kepada Allah.Penyair merasa binasa bila tidak mendapat pertolongan Muhammad,sementara lupa kepada Allah yang di tangan-Nya segala bahaya,manfaat,pemberian, penolakan. Dialah yang menyelamatkan kekasih-Nya dan orang-orang yang taat."

     Pernyataan al-Utsaimin ini tidak ilmiyah dan menunjukkan betapa bodohnya dia. dan tidak menempatkan bait-bait al-Bushiri pada proporsi yang sebenarnya. Bait-bait al-Bushiri di atas sebenarnya ingin mengungkapkan keagungan Rasululloh saw pada saat beliau menerima al-maqam al-mahmud yang dijanjikan oleh Allah, Syaikh khalid bin Abdullah al-Azhari memberikan penjelasan tentang makna kedua bait di atas:

يا أكرم كل مخلوق مالي غيرك ألتجئ إليه يوم القيامة من هوله العميم, والخلق متطلعون إلى جاهك الر فيع ، وجنا بك المنيع ، ولن يضيق بي جاهك يارسول الله إذا اشتد الأمر وعيل الصبر وانتقم الله تعلى ممن عصاه 

 (الشيخ خالد بن عبد الله الأزهري، شرح البر دة،ص/٨٠).

   "wahai makluk yang mulia, aku tidak memiliki perlindunga kecuali engkau pada hari kiamat dari bahaya yang merata. Semua makhluk memandang derajatmu yang luhur dan kedudukanmu yang tinggi, dan tentu derajatmu wahai Rasululloh tidak akan sempit bagiku apabila pewrsoalan menjadi gawat ,kesabaran telah hilang dan Allah benar-benar telah murka kepada orang yang durhaka kepada-Nya"

   dalam bait-bait diatas ,al-Bushiri membicarakan tentang sikap al-maqom al-mahmud yang di ambil oleh Rasululloh saw pada saat matahari mendekat di atas kepala seluruh makhluk,ketika ketakutan,kebosanan ,dan kepanikan yang luar biasa melanda seluruh manusia dalam masa penantian keputusan yang begitu lama,sampai-sampai orang-orang kafir berharap segera diberikan keputusan walaupun harus masuk ke neraka. Pada saat itulah mereka berinisiatif untuk meminta pertolongan kepada para nabi. Mula-mula mereka datang kepada nabi Adam,tetapi nabi Adam tidak sanggup memberikan pertolongan . Lalu mendatangi nabi Nuh ,ibrahim,musa,dan nabi Isa, namun mereka tidak sanggup memberikan pertolongan . pada saat itu para nabi hanya memikirka nasibnya sendiri. Kemudian mereka semua meminta pertolongan kepada nabi Muhammad saw,dan beliau menjawab: "Aku yang sanggup melakukannya".
   
   Al-bushiri dalam bait-bait di atas menyebut rasululloh saw, dengan keistimewaaan agung ini yang di tunjuk oleh hadist-hadist shahih. Dalam hadist disebutkan:

فيلهمني الله محامد لاأقدر عليها الان فأحمده بتلك المحا مد، ثميقا: يا محمد ارفع رأسك ،وسل تعطه واشفع تشفع.  (رواه البخاري .٦٩٥٦. و مسلم .٢٨٦

"Lalu Allah memberikan inspirasi kepadaku dengan puji-pujian kepada-Nya  yang tidak mampu aku ucapkan sekarang. Lalu aku memuji kepada Allah dengan pujian-pujian itu. Kemudian dikatakan kepadaku: "Wahai Muhammad, angkatlah kepalamu,mintalah engkau pasti akan diberi, tolonglah mereka ,pertolonganmu pasti dikabulkan"

   Disini pasti para wahhabi lovers bertanya,mengapa umat manusia pada saat itu berlindung kepada para nabi,kemudian nabi-nabi itu tidak ada yang sanggup menolong mereka,sehingga kemudian mereka meminta pertolongan kepada Rasululloh??? Mengapa mereka tidak meminta pertolongan secara langsung kepada Allah saja???.
dalam hadist-hadist tersebut sebenarnya telah dijelaskan bahwa pada saat itu, manusia dan para nabi tidak ada yang berani memohon perlindungan kepada Allah secara langsung ,karena pada saat itu Allah menampakkan kemurkaan-Nya yang begitu hebat yang belum pernah ditampakkan sebelum dan sesudahnya. Dalam hadist-hadist shahih disebutkan bahwa para nabi ketika dimintai pertolongan, mereka memberikan jawaban:

ان ربيقد غضب اليوم غضبا لم يغضب قبله مثله ولن يغضب بعده مثله.

رواه البخاري (٤٣٤٣)

"Sesungguhnya Tuhanku telah murka pada hari ini dengan kemurkaan yang belum pernah terjadi sebelumnya dan tidak akan pernah terjadi sesudahnya" (Sahih Bukhari *4343*)

   Kemurkaan Allah pada hari kiamat yang membikin gentar dan takut seluruh makhluk termasuk para nabi tersebut oleh al-Bushiri di ekspresikan dalam keindahan bait al-Burdah berikut ini:" 
    إذا الكريم تجلى باسم منتقم

   Dan inilah yang disebut al-syafa'at al-'Uzhma (pertolongan agung) yang dimiliki oleh Rasululloh saw. Sementara nabi-nabi yang lain tidak memilikinya. Dengan al-Syafa'at yang agung ini, seluruh umat manusia, baik yang beriman dan yang kafir,kelak akan memuji jasa Rasululloh karena telah mengeluarkan mereka dari ketakutan dan kesusahan yang besar pada saat itu. Dan ini yang disebut oleh umat manusia sebagai al-maqam al-mahmud. Dalam al-Qur'an ditegaskan :

ومن اليل فتهجد به نافلة لك عسى أنيبعثك ربك مقا مامحمودا

"Dan pada sebagian malam hari bersembahyang tahajjudlah kamu sebagai msuatu ibadah tambahan bagimu; Mudah-mudaha tuhanmu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji" (QS.Al-Isra' :79)

     Sebenarnya hal ini sudah disepakati oleh kaum muslimin,termasuk kelompok AHHLUL FITNAH WAL-JAMAAH (WAHHABI). Al-utsaimin sendiri menyebutkan hal ini dalam kitabnya (syarh al-'Aqidah al-Wasithiyyah, hal.525-528) dengan mengutip hadist-hadist bukhari muslim. Akan tetapi persoalannya menjadi lain ketika al-Utsaimin melihat hal ini yang di ekspresikan dalam keindahan sebuah sya'ir oleh al-Bushiri yang sufi dan sunni di dalam burdahnya. Karena terbawa kebenciannya terhadap ajaran Tasawwuf dan paradigma yang sempit dalam soal tawassul dan bid'ah.
maka dari itu, al-Utsaimin berupaya sekuat tenaga mencari celah agar dapat mengkafirkan sang penulis burdah dan orang-orang yang mencintai tasawwuf. walaupun dengan memelintir makna sebenarnya dari bait burdah itu sendiri.

Minggu, 16 Agustus 2015

BID'AH PUJIAN KEPADA NABI

NAMA-NAMA NABI

Diantara alasan kaum wahhabi menolak shalawat-shalawat yang menjadi tradisi kaum muslimin sejak generasi salafunassaleh adalah lawat tersebut mengandung anggapan wahabi bahwa shalawat-shalawat tersebur mengandung pujian kepada Nabi saw dengan kata-katka a al-fatih, lima ughliq, al-hadi ila shirathika al-mustaqim, thibbil qulub wa dawa'iha dll, mereka anggap sebagai bentuk kesyirikan dan kekufuran . Tentu saja anggapan syirik dan kufur kaum wahhabi tersebut juga mengarah kepada Saiyidina Ali bin Abi Thalib r.a dan para ulama ahli hadist yang menganjurkan membaca shalawat yang mengandung kalimat-kalimat pijian kepada Nabi saw, seperti di atas. Hal ini dapat menjadi bukti kebencian Wahhabi kepada Nabi saw,saiyidina ali, dan para ulama ahli hadist lainnya.
     "Saya tidak mengerti apa yang dimaksud dengan al-fatih, lima ughliq, (pembuka segala hal yang tertutup).Bagaimanpun perkataan ini tidak terlepas dari syirik." (Mantan kiyai Nu menggugat shalawat &dzikir syirik,hal 18).
 
Tentu saja ketidak mengertian salah seorang Ustad wahabi ini terhadap al-fatih, karena dia bukan ahli hadist dan tidak berguru pada pemahaman ahli hadist.. Seandainya dia berguru dan merujuk kepada ulama ahli hadist, maka ketidaktahuannya ini akan mendapatkan pencerahan pada dirinya,dan akan mengetahui akan bolehnya amalan ini dilakukan walaupun bukan dari Nabi saw.
     Untuk menjawab kebodohan para ustad Wahhabi aljahili ini kita merujuk kepada ulama kebanggaan mereka saja, karena jika kita mengambil selain ulama sesembahan mereka, maka dengan lantang mereka akan menolaknya.

Mari kita merujuk kepada Ibn al-Qayyim, ideolog ke dua agama Wahhabi dalam kitabnya zad al-ma'ad yang memberikan uraian  sangat bagus tentang nama-nama Nabi saw.
Ibn al-Qayyim mengatakan:
Bagian penjelasan nama-nama Nabi saw, Semua nama-nama beliau adalah sifat-sifat terpuji bagi beliau, bukan sekedar nama yang tiada arti. Bahkan nama-pada beliau. Diantara nama-nama beliau adalah Muhammad-dan nama yang ini paling populer,Ahmad, al-Mutawakkil (yang berserah diri pada Allah),al-Mahi (penghapus kekufuran), al-Hasyir (penghimpun ummat manusia), al-Aqib,al-Muqaffa,Nabi pembawa taubat, Nabi pembawa rahmat, Nabi pembawa panji peperangan,al-Fatih (pembuka segala yang tertutup),al-Amin (yang dipercaya),al-Syahid (yang menjadi saksi), al-Mubasysyir (pembawa berita gembira),al-Nadzir pembawa peringatan), al-Qasim (yang membagi-bagikan),al-Dhahuk (selalu tersennyum), al-Qattal (selalu berperang), Abdullah,al-Siraj, al-Munir (lampu yang menerangi), sayid keturunan adam,pemegang panji yang terpuji ,pemilik derajat yang terpuji,dan nama-nama yang lain.Karena apabila nama-nama beliau adalah sifat-sifat terpuji,maka dari setiap sifat terpuji beiau pasti memiliki nama. Dan apabila setiap sifat terpuji beliau dijadikan nama, maka nama beliau akan melampaui dua ratus nama seperti al_Sahdiq (yang jujur),al-Masdhuq (yang dipercaya),al-Ra'uf.al-Rahim, dan lain-lainnya.Dalam konteks ini sebagian ulama yaitu al-Hafizh Abu al-Khattab bin Dihyah mengatakan, bahwa Allah memiliki seribu nama,dan Nabi saw juga memiliki seribu Nama.Dan maksud nama-nama tersebut adalah sifat-sifat terpuji beliau." (Ibn al-Qayyim ,Zad al-Ma'ad (1/84) dengan disederhanakan).

     Nah, apabila kita berpijak kepada pernyataan Ibn al-Qayyim di atas, dan kita meneladani sunnah Saiyidina Ali r.a yang memberi contoh kepada kita cara membaca shalawat dengan membawa nama beliau yang terpuji,sudah barang tentu dengan senang hati kita akan membaca shalawat -shalawat yang menjadi amaliyah ummat islam ahlussunah wal jamaah yang sudah umum di gunakan sehari-hari.
Al-Imam Syihabuddin al-Khafji memberikan penjelasan tentang arti al-Fatih lima ughliq dalam kitabnya Nasim al-Riyadh (5/47) berikut ini:
"Makna kalimat al-Fatih lima ugliq adalah bahwasannya Allah telah membukakan segala macam kebaikan dan segala pintu kebahagiaan duniawi dan ukhrawi atas hamba-hambanya-Nya dengan perantara Muhammad. Atau Muhammad telah menjelaskan kepada ummatnya tentang apa yang di wahyukan kepadanya memberikan uraian ,kemudahan dan penjelasan ,dan melepas ikatan kesulitannya dengan menjelaskan dalil-dalil dan hujjah-hujjahnya."
 
     Penafsiran al-Imam al-Khafaji ini sejalan dengan penjelasan Ibn al-Qayyim
"Adapun nama al-Fatih ,maksudnya adalah bahwa dengan perantara Nabi saw Allah telah membukakan pintu petunjuk setelah sebelumnya tertutuyp, membukakan mata yang buta,telinga yang tuli, hati yang tertutup,kota-kota negri-negri kafir, pintu-pintu surga, jalan-jalan ilmu yang bermanfaat, amal shaleh, membukakan dunia dan akhirat, pendengaran, penglihatan, dan kota-kota dengan perantara Nabi saw."
 
     Demikian pula, kita akan dengan senang hati membaca shalawat Thibbil Qulub yang redaksinya sebagai berikut:
ALLAHUMMA SHOLLI 'ALA SAIYIDINA MUHAMMAD THIBBIL QULUBI WA DU'AIHA ,WA 'AFIYATIL ABDANI WA SYIFAIHA  WA NUURIL ABSHORI WADHIYA'IHA WA'ALA ALIHI WASOHBIHI WASALLIM.
artinya:" Ya Allah curahkanlah shalawat dan salam kepada saiyidina Muhammad,yang menjadi penyembuh dan pengobat hati, penyelamat dan penyehat badan, juga menjadi cahaya dan penerang hati,dan curahkanlah pula kepada keluarga dan sahabatnya."


     Dalam shalawat Thibbil Qulub yang disusun oleh al-Imam al-Dardir ini, terdapat beberapa kalimat pujian kepada nabi saw, seperti kalimat Thibbil qulub wa dawa'iha (penawar hati dan pengobatnya). Kalimat ini oleh para ustad agama Wahhabi di anggap mengdung unsur kesyirikan,karena bodohnya mereka akan ilmu para ulama. Dan ternyata, pernyataan para ustad wahhabi ini sangat bertentangan dengan pernyataan guru mereka yang mereka puja bak dewa ,yaitu pernyataan Ibn Taimiyah al-Harrani sendiri dalam Majmu' al-fatawa (34/210) berikut ini:
" WAL ANBIYA'U ATTHIBA'UL QULUBI WAL ADYANI"
artinya:" Para nabi adalah para penawar hati dan agama" (Ibn Taimiyah,majmu' al-fatawa,34/210)


     Ibn al-Qayyim dalam bagian kitabnya Zad al-Ma'ad membuat bab khusus yang berjudul al-Thibb al-Nabawi (penyembuhan Nabi saw), dan di dalamnya terdapat pernyataan :
"Adapun penyembuhan hati,maka harus diserahkan kepada para Rasul shalawatulla wa salamuhu 'alaihim.Tidak ada jalan untuk memperoleh kesembuhan hati kecuali melalui mereka dan tangan mereka"
   
 Sedangkan pujian kepada Nabi saw, dengan kalimat 'afiyatil abdan wa syifaiha' (penyehat badan dan pentembuhnya), adalah sesuai dengan sifat beliau yang dapat menyembuhkan orang yang sakit. Al-Utsaimin ,tokoh Wahhabi yang dikagumi oleh para ustad wahhabi dan pengikutnya menyampaikan riwayat sebagai berikut:
"Ketika Qatadah bin al-Nu'am terluka dalam peperangan uhud,salah satu matanya keluar sehingga menggantung di pipinya. Lalu ia mendatangi Nabi saw. Kemudian Nabi saw, mengambil mata yang keluar itu dan meletakkannya pada tempatnya,sehingga pulih dan menjadi salah satu matanya yang terbaik selama hidupnya." (Al-Utsaimin ,Syarh al-'Aqidah al-Wasithiyyah,hal.630)

     Dalam hadist yang disebutkan oleh Utsaimin di atas, Sayidina Qatadah yang matanya keluar dan menggantung di pipinya,tidak langsung berdoa kepada Allah.Tetapi beliau mendatangi Rasululloh saw, dan Rasululloh pun tidak menegurnya dengan berkata: " Mengapa kamu melapor kepadaku,dan tidak langsung berdoa kepada Allah" ,dan tidak pula berkata: "Kamu telah syirik ,karena melaporkan penderitaanmu kepadaku, bukan kepada Allah". Bahkan Rasululloh saw, berhasil menyembuhkan matanya dengan izin Allah . Berdasarkan hadist tersebut,dapatlah dikatakan bahwa Rasululloh saw, adalah penyehat badan dan penyembuhnya.
     Sedangkan pujian kepada Nabi saw dengan kata 'wa nuril abshar wa dhiya'iha (cahaya dan penerang hati), sesuai dengan nama beliau al-siraj al-munir (pelita yang menerangi), dan al-Nur ( cahaya yang menerangi) dll.
     Berkaitan dengan Nama-nama Nabi saw, para ustad wahhabi juga suka mengkritik bait syair yang berupa:
"SAIYIDUSSADATI MIN MUDHORI GHOUTSU AHLIL BADRI WAL HADHORI,"
"SHOHIBUL AYATI WASSUWARI MANBA'UL AHKAMI WAL HIKAMI"
"MAAROAT 'AINUN WALAISA TAROMISTLA THOHA FIIL WARAA
artinya: "rasululloh saw,adalah pemuka para pemimpin dari MUdhar,penolong orang desa dan kota. Dialah yang memilik ayat dan surat, sumber segala hukum dan hikmah. Mata tidak pernah melihat manusia seperti Thaha (Nabi saw).

 
     Menurut para ustad Wahhabi,juilukan ghauths (penolong),julukan pwmilik ayat dan surah al-Qur'an ,julukan thaha dan yasin seperti dalam tiga bait syair di atas tidak tepat disandangkan kepada Rasululloh saw.
     Tentu saja kritikan mereka ini termasuk ajaran baru dalam dunia Wahhabi jilid baru, karena menurut Ibn al-Qayyim seperti yang dikemukakan di atas ,adalah boleh menyandangkan nama Nabi saw dengan sifat-sifat terpuji yang di miliki beliau. Jadi wahhabi yang ada di indonesia ini adalah benar adanya ,bahwa adalah agama baru!!!
     Menurut salah satu syech mereka yang alim menurut mereka ,yaitu syech Bin Baz dalam kitabnya al-hajj wa al-umrah wa al-ziyarah hal.62 juga membolehkan memanggil Nabi saw, dengan sifat-sifat terpuji yang dimilikinya. Dan telah dimaklumi bahwa nama ghauts (penolong) termasuk salah satu sifat Nabi saw yang paling agung dan di ajarkan sendiri oleh beliau dalam hadist shahih:
"Abdullah bin Umar r.a berkata:" Rasululloh saw,bersabda:" Sesungguhnya matahari pada hari kiamat akan mendekat sehingga keringat manusia akan mencapai separuh telinganya. Pada saat itulah, mereka meminta toong kepada adam,kemudian kepada Musa, dan terakhir kepada Muhammad saw, maka Muhammad saw menolong agar keputusan antara manusia dilaksanakan. Lalu ia berjalan dan mengambil sirkel pintu sorga,dan pada saat itulah Allah mengangkatnya ke derajat yang terpuji yang dipuji oleh seluruh umat manusia." (al-Bukhari -1381)

     Hadist shahih ini menerangkan bahwa mereka meminta pertolongan kepada Nabi saw, kemudian beliau memberikan pertolongan kepada mereka. Dengan demikian ,sifat penolong juga dimiliki oleh Nabi saw, sehingga beliau berhak menyandang nama ghauts (penolong).
     Para ustad karbitan wahhabi menolak adanya penisbatan sifat ini kepada Nabi saw,karena bertentangan dengan ayat-ayat al-Qur'an yang menyatakan bahwa al-Qur'an itu milik Allah, bukan milik Nabi saw. Hal ini sebagai bukti kebodohan dan kedangkalan ilmu para ustad karbitan agama wahhabi terhadap hadist-hadist shahih yang menerangkan bahwa Nabi saw, adalah pemilik al-Qur'an . di antara hadist shahih yang menjelaskan tentang hal ini adalah redaksi hadist sebagai berikut:
" Dari Ibn Umar r.a bahwa Rasululloh bersabda: "Perumpamaan orang yang memiliki al-Qur'an adalah seperti unta yang diikat. Apabila dia menekuninya (al-Qur'an),maka ia menjaganya. Dan apabila ia melepasnya ,maka ia akan pergi." (HR.al-Bukhari (4643)

     Dalam hadist di atas ,dijelaskan bahwa orang yang rajin membaca al-Qur'an dan mengamalkan isinya ,berarti shahib al-Qur'an (yang memiliki al-Qur'an). Tentu saja Rasululloh saw adalah orang yang paling sempurna dalam membaca dan mengamalkannya,sehingga beliau berhak disebut sebagai pemilik al-Qur'an yang terdiri dari ayat-ayat dan surat.
     Berkaitan dengan pemanggilan Rasululloh saw dengan nama Thaha dan yasin,dalam hal ini kita mengikuti hadist yang diriwayatkan oleh Ibn mardawaih dan Abu Nu'aim dalam dalail al-Nubuwwah, bahwa Thaha dan yasin adalah nama beliau. Disamping itu banyak pula ulama shalaf yang berpendapat sama.   

Sabtu, 15 Agustus 2015

MACAM MACAM REDAKSI SHALAWAT


     Dalam amaliyah sehari-hari mayoritas kaum muslimin ,yang sangat mencintai dan menghormati Nabi saw,dengan penuh ta'zhim,telah dikenal sekian banyak redaksi shalawat kepada Nabi saw, seperti Shalawat Munjiyat,shalawat Nariyah,shalawat fatih ,shalawat Thibbul Qulub dan lain-lain. Kebanyakan redaksi shalawat tersebut tidak disusun oleh Nabi saw sendiri, tapi disusun oleh para ulama dan auliya terkemuka yang tidak diragukan dalam keilmuan dan ketakwaannya. Pernyataan yang sering di ajukan oleh kaum wahabi adalah, bolehkah mengamalkan shalawat yang tidak disusun oleh Nabi saw, bahkan tidak dikenal pada masa beliau?
     Mayoritas kaum muslimin,berpandangan bahwa mengamalkan shalawat-shalawat yang di susun oleh ulama dan auliya seperti shalawat tersebut di atas adalah boleh dan disunnahkan sesuai deengan paradigma umum yang mengakui adanya bid'ah hasanah dalam agama. Terdapa sekian banyak dalil-dalil bid'ah hasanah sebelumnya yang belum pernah diajarkan oleh Rasululloh saw. di antara dalil-dalil tersebut adalah:

1.HADSIT ANAS BIN MALIK
"Anas bin Malik berkata: "Suatu ketika Rasululloh saw bertemu dengan laki-laki a'rabi (pedalaman) yang sedang berdoa dalam shalatnya dan berkata: "Wahai Tuhan yang tidak terlihat oleh mata, tidak dipengaruhi oleh keraguan ,tidak dapat diterangkan oleh para pembicara,tidak diubah oleh perjalanan waktu da tidak terancam oleh malapetaka, Tuhan mengetahui timbangan gunung,takaran lautan, jumlah tetesan air hujan ,jumlah daun-daun pepohonan ,jumlah segala apa yang ada di bawah gelapnya malam dan terangnya siang, satu langit dan satu bumi tidak menghalanginya ke langit dan bumi yang lain,lautan tidak dapat menyembunyikan dasarnya,gunung tidak dapat menyembunyikan isinya,jadikanlah umur terbaikku akhirnya, amal terbaikku pamungkasnya dan hari terbaikku hari aku bertemu dengan-Mu." Setelah laki-laki a'rabi itu selesai berdo'a,Nabi saw memanggilnya dan memberinya hadiah berupa emas dan beliau berkata:" Aku memberimu emas itu karena pujianmu yang bagus kepada Allah azza wajalla".
 
     Hadist ini diriwayatkan oleh al-Thabarani dalam al-Mu'jam al-Ausath (9447). dengan sanad yang jayyid.
Hadist ini menunjukkan bolehnya bersoa dengan doa yang belum pernah di ajarkan Nabi saw. Dalam hadist tersebut ,Nabi saw tidak menegur laki-laki a'rabi  yang berdoa dengan susunannya sendiri, juga tidak berkata kepadanya: "Mengapa kamu berdoa dengan do'a yang aku ajarkan??" Bahkan  Nabi saw memujinya dan memberinya hadiah.

2.HADIST ABDULLAH BIN MAS'UD r.a
"Abdullah bin Mas'ud r.a berkata: "Apabila kalian bershalawat kepada Rasululloh saw, maka buatlah redaksi shalawat yang bagus kepada beliau."
Mereka bertanya:" Ajari kami cara shalawat yang bagus kepada beliau"
Beliau menjawab: " Katakanlah ,ya Allah jadikanlah segala shalawat, rahmat dan berkah-Mu kepada sayyid para rasul, pemimpin orang-orang yang nya, jadikanlah shalawat,pemimpin dan pengarah kebaikan dan rasul pembawa rahmat. Ya Allah anugerahil
ah beliau maqam terpuji yang menjadi harapan orang-orang terdahulu dan orang-orang terkemudian."

 
Hadist ini diriwayatkan oleh Ibn Majah (906),Abdurrazaq (3109),Abu Ya'la (5267),al-Thabarani dalam al-Mu'jam al-Kabir (9/115), dan Ismail al-Qadhi dalam fadhl al-Shalat (hal.59). Hadist ini juga disebutkan oleh Ibn Qayyim ideolog ke dua Wahhabi dalam kitabnya Jala' al-Afham (hal 36 dan hal. 72).

3.HADIST ALI BIN ABI THALIB.
"Salamah al-kindi berkata: " Ali bin Abi Thalib r.a mengajarkan kepada kami cara bershalawat kepada Nabi saw, dengan berkata: " Ya Allah,pencipta bumi yang menghampar,pencipta langit yang tinggi,dan penuntun hati yang celaka dan yang bahagia pada ketetapannya, jadikanlah shalawat-Mu yang mulia,berkah-Mu yan g tidak terbatas dan kasih sayang-Mu yang lembut pada Muhammad hamba dan rasul-Mu, pembuka segala hal yang tertutup,pamungkas yang terdahulu,penolong agama yang benar dengan kebenaran dan penakhluk bala tentara kebatilan seperti yang dibebankan padanya, sehingga ia bangkit membawa perintah-Mu,tanpa gentar dalam semangat dan tanpa kelemahan dalam kemauan ,sang penjaga wahyu-Mu,pemelihara janji-Mu dan pelaksana perintah-Mu sehingga ia menyalakan cahaya kebenaran pada yang mencarinya,jalan-jalan nikmat Allah terus mengalir pada ahlinya, hanya dengan Muhammad hati yang tersesat memperoleh petunjuk setelah menyelami kekufuran dan kemaksiatan ,ia (Muhammad) telah memperindah rambu-rambu yang terang ,hukum-hukum yang bercahaya dan cahaya-cahaya islam yang menerangi,dialah (Muhammad) orang yang jujur yang dipercaya oleh-Mu dan menyimpan ilmu-Mu yang tersembunyi,saksi-Mu di hari kiamat,utusan-Mu yang membawa nikmat,rasul-Mu yang membawa rahmat dengan kebenaran. Ya Allah, luaskanlah surga-Mu baginya, balaslah dengan kebaikan yang berlipat ganda dafri anugerah-Mu ,yaitu kelipatan yang mudah dan bersih,dari pahala-Mu yang dapat diraih dan anugerah-Mu yang agung dan tidak pernah terputus. Ya Allah,berilah ia derajat tertinggi di antara manusia ,muliakanlah tempat tinggal dan jamuannya di surga-Mu, sempurnakanlah cahayanya,balaslah jasanya sebagai utusan-Mu dengan kesaksian  yang diterima,ucapan yang di ridhoi ,pemilik ucapan yang lurus, jalan pemisah antara yang benar dan yang bathil dan hujjah yang kuat."
Hadist ini diriwayatkan oleh Sa'id bin Manshur,Ibn Jarir (224-310 H/839-923 M) dalam Tahdzib al-Atsar,Ibn Ashim,Ya'qub bin Syaibah dalam Akhbar 'Ali, Ibn Abi Syaibah dalam al-Mushannaf (29520),al-Thabarani dalam al-Mu'jam al-Ausath (9089 dll. Hadist ini juga dikutip oleh ahlinhadist sesudah mereka seperti al-Hafizh al-Qadhi Iyadh dalam al-Syifa, al-Hafizh al-Shakawi dalam al-Qaul al-Badi',Ibn Hajar al-Haitami dalam al-Durr al-Mandhud,al-Hafizh al-Ghummari dalam Itqam al-Shan'an dll.
Menurut al-Hafizh Ibn Katsir ,redaksi shalawat ini populer dari Ali bin Abi Thalib r.a.

4. HADIST ABDULLAH BIN ABBAS
"Ibn Abbas r.a apabila membaca shalawat kepada Nabi saw beliau berkata: "Ya Allah, kabulkanlah syafa'at Muhammad yang agung, tiggikanlah derajatnya yang luhur,dan berilah permohonannya di dunia dan di akhirat sebagaimana Engkau kabulkan permohonan Ibrahim dan Musa".
 
Hadist ini diriwayatkan oleh Abd bin Humaid dalam al-Musnad,Abdurrazaq dalam al-Mushannaf (3104) dan Ismail al-Qadhi dalam Fahdl al-Shalat 'Ala al-Nabiy saw (hal 52).
Hadist ini juga disebutkan oleh Ibn Qayyim dalam jala' al-Afham (hal 76). Al-Hafizh al-Shakawi mengatakan dalam al-Qaul al-Badi' (hal 46),sanad hadist ini jayyid,kuat dan shahih.

5. SHALAWAT AL-HASAN AL-BASHRI r.a
Al-Hasan al-Bashri, ulama generasi tabi'in terkemuka mengatakan : "Barangsiapa yang berkeinginan minum dengan gelas yang sempurna dari telaga Nabi saw, maka bacalah:
"ALLAHUMMA SHOLLI 'ALA MUHAMMADIN WA 'ALA ALIHI WA ASHHABIHI WA AULADIHI WA AZWAJIHI WADZURRIYATIHI WA AHLIHI BAITIHI WA ASHHARIHI WA ANSHORI WA ASHYA'IHI WA MUHIBBIHI WA UMMATI WA 'ALAINA MA'AHUM AJMA'INA YAA ARHAMARROHIMIN."

 
Hadist ini diriwayatkan oleh al-Hafizh al-Qadhi Iyadh dalam al-Syifa dan al-Hafizh al-Sakhawi dalam al-Qaul al-Badi' (hal.47)

6. SHALAWAT AL-IMAM AL-SYAFI'I
"Abdullah bin al-Hakam Berkata: "Aku bermimpi bertemu al-Imam al-Syafi'i setelah beliau meninggal . Aku bertanya: :"Bagaimana perlakuan Allah kepadamu?"
Beliau menjawab:" Allah mengasihiku dan mengampuniku. Lalu aku bertan ya kepada Allah: Dengan apa aku memperoleh derajat ini?" Lalu ada orang yang menjawab: "Dengan shalawat yang kamu tulis dalam kitab al-Risalah:
"SHALLALLAHU 'ALA MUHAMMADIN 'ADADAMA DZAKAROHUD DZAKIRUUNA WA 'ADADAMA GHOFALA 'ANDZIKRIHIL GHOFILUN."
Abdullah bin al-Hakam berkata:" Pagi Harinya aku melihat kitab al-Risalah,ternyata shalawat di dalamnya sama dengan yang aku lihat dalam mimpiku"

 
Kisah ini diriwayatkan oleh banyak ulama seperti Ibn Qayyim dalam jala' al-Afham (hal.230),al-Hafizh al-Sakhawi dalam al-Qaul al-Badi' (hal. 254) dan lain-lain.

Hadist-hadist di atas ,dan ratusan riwayat lainnya dari ulama salaf dan ahli hadsit yang tidak disebutkan disini, dapat mengan tarkan kita kepada beberapa kesimpulan.
pertama:  Dalam islam tidak ada ajaran yang mengajak meninggalkan shalawat-shalawat atau do'a-do'a yang disusun oleh ulama dan para auliya seperti  Dalail al-Khairat,shalawat al-Ftih, Munjiyat,Nariyah,Thibbul Qulub,Badar dll.Bahkan sebaliknya ,ajaran islam menhganjurkan untuk mengamalkan shalawat-shalawat dan doa-doa yqng disusun oleh para ulama dan auliya. Sejak generasi sahabat Nabi saw, sebagai tanda kecintaan dan ekspresi kata'dziman kita kepada beliau. Mereka jug mengajarkan kita cara menyusun  shalawat yang baik kepada Nabi saw.

Dengan demikian ,ajakan Wahabi agar meninggalkan shalawat yang disusun oleh para ulama dan auliya, adalah termasuk Bid'ah tercela yang berangkat dari paradigma wahhabi yang anti bid'ah hasanah,serta bertentangan dengan sunnah Rasululloh saw yang membolehkan dan memuji doa-doa yang disususn oleh para ulama dan auliya.
kedua: Diantara susunan shalawat yang baik adalah bacaan shalawat yang disertai dengan pujian kepada Nabi saw seperti yang dicontohkan dalam shalawat yang disususn oleh Saiyidina Ali bin Abi Thalib r.a, dengan menyertakan nama-nama dan sifat-sifat Nabi saw,yang terpuji seperti alfatih,lima ughliq,al-dafi'lijaysyat al-abathil,al-khatim lima sabaq dll.Dengan demikian termasuk shalawat al-Fatih itu adalah shalawat yang mengikuti sunnah saiyidina Ali ,karena juga membawa sifat-sifat terpuji Nabi saw.
Ketiga: Hadist-hadist di atas, dapat membawa kita pada kesimpulan bahwa para sahabat telah terbiasa menyusun  do'a-do'a dan bacaan shalawat kepada Nabi saw. Hal ini kem udian diteladani oleh para ulama salaf yang saleh dari kalanga ahli hadist hingga dewasa ini. lalu bagaimana dengan pernyataan salah satu Ustad wahabi yang berkata dengan Kebodohannya:
"Para sahabat yang fasih bahasa arab,lihai bahasa arab dan ahli sastra bahasa arab pun tidak mau membuat dan mereka-reka sebdiri kaliamat atau bacaan shalawat untuk Rasululloh saw,. Padahal jika mereka mau,tentunya mereka akan dengan mudah sekali membuat bacaan tersebut."
Tentu saja, pernyataan seperti ini adalah pernyataan yang sangat menunjukkan, bahwa betapa minimnya ilmu yang di miliki oleh kaum wahabi, jangankan hanya ustadnya, syechnya saja bisa berkata seperti ini. ^_^
Dan ini juga menunjukkan bahwa para ustad wahabi dan guru-guru mereka seperti Bin Baz,Utsaimin,Albani,Arrabi dllnya,bukanlah ulama yang berguru pada ulama yang ahli dalam bidang hadist. mungkin benar, guru mereka hanyalah seorang yang bekerja untuk menservice jam yang mati :v